Zonamalang.com – Dunia e-commerce Indonesia tampaknya sudah menjual segalanya, mulai dari camilan impor hingga smartphone terbaru. Namun, ada satu segmen raksasa yang seolah masih tertinggal di era analog: pasar bahan material konstruksi. Berangkat dari sinilah, sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menciptakan Structura “Bangun Bersama Kami”, sebuah marketplace yang dikhususkan untuk jual-beli material bangunan.
Platform yang bisa diakses di structuraofficial.id ini bukan sekadar tugas kuliah. Ide ini terbukti jitu dan berhasil lolos menjadi salah satu peserta dalam ajang bergengsi Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) Expo XVI tahun 2025.
Ide brilian ini, menurut sang ketua tim, Afta Gita Muhammad, muncul secara tidak sengaja. “Ide awal Structura ini karena kebetulan salah satu anggota kami mempunyai usaha toko bangunan dan sudah memiliki banyak cabang di Malang dan Pasuruan. Dari situlah kami mempunyai ide untuk digitalisasi toko bahan bangunan,” katanya. Mereka melihat sebuah bisnis konvensional yang sukses dan berpikir: mengapa ini tidak dibawa ke ranah digital?
Dibimbing oleh dosen mereka, Immanuel Mu’ammal S.E., M.M., tim ini mengalokasikan dana sekitar Rp 8 juta untuk pengembangan website. Hasilnya pun langsung terlihat. Dengan memanfaatkan jaringan pelanggan yang sudah ada dari toko offline keluarga, Structura berhasil meraih omzet impresif antara Rp 10-12 juta per bulan. Mereka tidak hanya melayani pembeli akhir, tetapi juga berperan sebagai supplier untuk toko-toko bangunan lain yang lebih kecil.
Namun, Structura tidak ingin hanya menjadi versi online dari toko biasa. Pembeda utamanya, kata Afta, adalah branding dan desain antarmuka (UI/UX) yang sengaja dirancang untuk generasi baru. “Kami ingin menonjolkan UI/UX dengan tampilan yang lebih sederhana. Desain logo dan website juga disesuaikan dengan representasi toko bangunan,” jelas Afta.
Pendekatan ala Gen Z ini adalah langkah yang cerdas. Afta menyadari bahwa saat ini, generasi Z sudah mulai mandiri secara finansial. Banyak dari mereka yang mulai mengambil proyek pembenahan rumah, dekorasi kamar, atau proyek-proyek kreatif DIY (Do-It-Yourself) yang membutuhkan material spesifik. Generasi digital native ini tidak ingin repot datang ke toko bangunan fisik; mereka menginginkan platform yang fungsional, mudah diakses, namun tetap memiliki nilai estetika yang sesuai dengan selera mereka.
Tim Structura membuktikan bahwa digitalisasi bukan hanya milik sektor pemerintahan atau kafe-kafe kekinian. Industri “kotor” seperti bahan bangunan pun memiliki potensi besar jika disentuh dengan pendekatan yang tepat. Inovasi mereka menjadi contoh nyata bagaimana pemuda dapat berkontribusi membangun daerah sekaligus mendorong roda ekonomi. Mengakhiri pesannya, Afta membagikan filosofi sederhananya: “Lebih baik mencoba dari pada tidak sama sekali.”
Bagi Anda yang sedang merencanakan renovasi atau sekadar proyek kreatif, kehadiran Structura ini menjadi sebuah kabar penting. Ini adalah bukti bahwa pasar e-commerce di Indonesia masih sangat terbuka lebar untuk pemain niche (spesifik).
Alih-alih tenggelam di marketplace raksasa yang menjual segalanya, Structura memilih fokus pada satu kategori. Ini adalah strategi cerdas, karena perjalanan konsumen untuk membeli semen, pipa, atau pasir sangat berbeda dengan membeli baju. Dengan fokus yang tajam, mereka berpotensi memberikan layanan—dari tampilan hingga logistik pengiriman barang berat—yang jauh lebih relevan dan efisien bagi kebutuhan spesifik Anda.