Zonamalang.com – Di penghujung tahun 2025, kancah musik emo Malang kembali bersuara. Unit pengusung sound melankolis, Costive, secara resmi meluncurkan single terbaru mereka bertajuk “Gone, But Never Gone”. Ini bukanlah sekadar lagu baru; ini adalah sebuah komposisi yang sengaja diramu untuk mengkapsulkan satu emosi universal yang seringkali terlalu rumit untuk diakui: perasaan kehilangan yang tak pernah benar-benar selesai.
Lagu ini, menurut pengakuan band, lahir dari sebuah pengalaman personal salah satu anggota tentang sebuah perjalanan hati yang penuh liku. Single ini adalah upaya jujur untuk menyentuh sisi terdalam dari sebuah perpisahan yang hampir pasti pernah dialami semua orang, mengeksplorasi ironi dari mengenang seseorang yang telah pergi namun menolak untuk hilang dari ingatan.
Vokalis sekaligus penulis lirik, Aldy, menjelaskan bahwa inspirasi lagu ini datang dari sebuah buku harian yang tak terucap. “Lagu ini adalah potongan dari buku harian yang tersimpan di hati kami tentang sebuah perpisahan yang tak pernah benar-benar tuntas.
Dia mungkin sudah pergi dari hidup kami, tetapi tidak pernah benar-benar hilang dari ingatan,” tutur Aldy. Ia menggambarkan sebuah emosi yang sangat spesifik—sebuah kerinduan yang menetap. “Setiap nada dan lirik adalah usaha kami untuk mengikhlaskan keadaan bahwa perasaan rindu itu tak pernah pergi, tapi kami tidak ingin memaksa mengusirnya. Kompleks memang.”
Genre “emo” yang diusung Costive seringkali disalahartikan sebagai sekadar musik sedih. Padahal, esensinya terletak pada kejujuran liris yang mentah dan dinamika musik yang kontras, merepresentasikan perasaan yang campur aduk. “Gone, But Never Gone” adalah contoh sempurna dari ini. Liriknya yang melankolis dibalut dengan instrumentasi yang mungkin terdengar megah, menciptakan sebuah disonansi yang indah antara keikhlasan dan penolakan untuk lupa.
Untuk menerjemahkan emosi berlapis ini, Costive—yang beranggotakan Aldy (Vokal), Poteh (Lead Guitar), Marcellino (Rhythm Guitar), dan Ivan (Drum)—tidak bekerja sendirian. Mereka menggandeng salah satu figur penting di skena musik Malang saat ini, Dandy Gilang, vokalis dari band Write The Future dan Much, yang juga merupakan rekan satu label mereka di Haum Entertainment.
Kolaborasi ini lebih dari sekadar featuring, ini adalah sebuah simbol regenerasi. Dandy, yang mewakili angkatan yang lebih dulu matang, melihat api yang sama di dalam diri Costive. “Saya sangat antusias bisa terlibat. Costive merupakan salah satu semangat muda skena musik kota Malang yang sedang on fire berproses kreatif. Mereka mengingatkan masa-masa awal saya di Write The Future,” ujar Dandy.
Ia juga menyebut proses rekaman berjalan mulus karena referensi musik yang serupa, memungkinkan chemistry di studio terbangun dengan cepat.
Kemandirian skena Malang juga terbukti dalam proses produksinya. Ditulis oleh Aldy dan Marcellino, lagu ini diproduseri sendiri oleh Costive bersama Nadzif dan Ivan di H4ze Studio, studio milik Marcellino. Perekaman drum dieksekusi di Virtuoso Music Studio, sementara proses mixing dan mastering dipercayakan kepada tangan dingin Yudhistiro Lilo P (dari The Polar Bears) di W8 Project Studio miliknya. Semua proses ini terekam pada pertengahan September 2025, menunjukkan ekosistem produksi lokal yang solid dan mandiri.
Bagi Anda para penikmat musik yang pernah merasakan sebuah kehilangan, “Gone, But Never Gone” hadir sebagai sebuah bentuk validasi. Di era yang menuntut kita untuk selalu “move on” dengan cepat, Costive justru menawarkan sebuah ruang aman untuk mengakui bahwa beberapa kenangan memang dirancang untuk tidak pergi. Lagu ini adalah pengingat bahwa tidak apa-apa untuk merindukan sesuatu yang telah hilang, dan terkadang, menerima kehadiran rindu itu adalah bentuk keikhlasan yang paling jujur.