Malang – Dalam upaya memperkuat budaya bersih dan menangani persoalan banjir di wilayah perkotaan, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang kembali mengintensifkan Gerakan Angkut Sampah dan Sedimen (GASS).

Aksi terbaru dilakukan di RW 4 Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Minggu (13/7/2025), yang menyasar pembersihan drainase sepanjang 250 meter di kawasan Jalan Simpang LA Sucipto.

Dipimpin langsung oleh Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, kegiatan ini melibatkan sekitar 250 personel, termasuk jajaran Dinas Lingkungan Hidup (DLH), perangkat kecamatan, relawan, hingga warga sekitar.

Mereka bahu-membahu mengangkat sampah dan sedimen yang selama ini menjadi pemicu penyumbatan saluran air.

“Gerakan ini adalah bagian dari program Dasa Bakti Ngalam Rijik, yang menjadi fokus utama kami bersama Wakil Wali Kota Ali Muthohirin.

Tujuannya sederhana, tapi mendasar: membangun budaya hidup bersih yang kolektif, dimulai dari lingkungan masing-masing,” ujar Wahyu di tengah kegiatan.

Wahyu menegaskan, upaya penanggulangan banjir tidak cukup jika hanya dilakukan oleh pemerintah. Menurutnya, persoalan banjir di Kota Malang bukan sekadar soal teknis infrastruktur, melainkan juga perubahan pola pikir dan kesadaran masyarakat.

“Masalah banjir tidak akan selesai kalau hanya pemerintah yang bergerak. Kita harus ubah cara pandang, bahwa lingkungan bersih adalah tanggung jawab bersama. Infrastruktur bisa kita bangun, tapi perilaku perlu kita bentuk bersama,” tegasnya.

Selain bersih-bersih, Wahyu juga menyoroti keberadaan Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang melayani empat RW di kawasan tersebut.

Ia meminta Kepala DLH Kota Malang segera melakukan evaluasi menyeluruh terkait kapasitas dan pengelolaan TPS, agar distribusi sampah lebih tertata dan tidak menimbulkan tumpukan yang berpotensi mencemari lingkungan.

Tak hanya itu, perhatian juga diberikan pada akses jembatan penghubung perumahan sepanjang 25 meter yang dianggap vital.

Wali Kota langsung menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) untuk segera merealisasikan pembangunan jembatan tersebut.

“Jembatan ini tidak hanya penting untuk mobilitas warga, tapi juga akan dilengkapi bak kontrol, agar pemeliharaan saluran air lebih mudah dilakukan di masa mendatang,” ungkap Wahyu.

Langkah cepat dan terintegrasi yang dilakukan Pemkot Malang ini menunjukkan komitmen serius dalam menata kota secara menyeluruh—tidak hanya dari sisi infrastruktur, tapi juga dari aspek sosial dan kultural.

Gerakan GASS bukan sekadar simbolik, melainkan menjadi panggilan nyata untuk semua pihak: bahwa lingkungan bersih dan bebas banjir adalah hasil gotong royong seluruh elemen kota.

Dengan pendekatan kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat, Pemkot Malang berharap kawasan-kawasan rawan banjir bisa segera ditangani dan budaya bersih menjadi bagian dari identitas warga Kota Malang ke depan.