Zonamalang.com – Kabar membanggakan yang telah lama dinantikan akhirnya tiba. Kota Malang secara resmi ditetapkan sebagai Kota Kreatif UNESCO (UNESCO Creative City) di bidang Media Arts atau Seni Media. Pengumuman prestisius ini disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, bertepatan dengan Peringatan World Cities Day 2025 di Paris, pada Kamis (30/10) lalu.

Penetapan ini menjadi tonggak sejarah baru bagi Kota Malang, menjadikannya kota pertama di Jawa Timur yang berhasil menembus jejaring kota kreatif dunia (UCCN) dan bersanding dengan 57 kota lain yang baru terpilih tahun ini. Pengakuan ini adalah validasi internasional atas ekosistem kreatif digital Kota Malang yang dinamis, yang selama ini dimotori oleh industri gim, animasi, dan digital storytelling.

Menanggapi kabar gembira ini, Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, menyampaikan rasa syukur dan bangganya. Ia menyebut pencapaian ini bukan hasil kerja pemerintah semata, melainkan buah dari kolaborasi solid antara berbagai elemen di Kota Malang. “Predikat ini adalah buah kerja kolaboratif antara pemerintah daerah, komunitas, akademisi, sektor swasta, dan media yang bersama-sama membangun ekosistem kreatif di Kota Malang,” ucap Wali Kota yang akrab disapa Pak Mbois itu.

Wahyu Hidayat menjelaskan bahwa Pemkot Malang telah menerima surat resmi dari Asisten Direktur Jenderal Sektor Budaya UNESCO, Ernesto Ottone R. Dalam surat tersebut, UNESCO menilai Malang memiliki kapasitas kuat dalam pengembangan Media Arts, didukung oleh makerspace yang aktif, serta peran vital dari puluhan universitas dan energi besar dari para pelaku ekonomi kreatif muda.

Pengakuan ini datang di saat yang sangat tepat. Kota Malang akan menjadi tuan rumah Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) yang akan digelar pada 8 November 2025 mendatang. “Momentum ini memperkuat posisi Malang sebagai pusat kreativitas nasional sekaligus kota dengan daya saing global,” tambah Wahyu. Sebagai Kota Kreatif, Malang kini memiliki mandat untuk memperluas akses budaya berbasis teknologi dan mengintensifkan program pembinaan bagi seniman muda.

Penetapan ini tidak hanya berdampak pada sektor kreatif, tetapi juga memperkuat posisi tawar Kota Malang dalam pembangunan skala nasional. Wahyu Hidayat menyinggung bahwa pengakuan ini sejalan dengan rekomendasi dari Kementerian PUPR yang mengusulkan Malang sebagai salah satu kandidat kota metropolitan baru yang masuk dalam rancangan 50 Kota Prioritas 2025-2029.

“Status ini akan memperkuat sinergi antara pembangunan fisik dan penguatan sektor kreatif yang menjadi penggerak ekonomi baru di Kota Malang,” jelasnya.

Dari Paris, Satrya Wibawa, Wakil Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, menegaskan bahwa masuknya Kota Malang membuktikan adanya pemerataan ekosistem kreatif di Indonesia. “Penambahan Kota Malang membuktikan bahwa kreativitas Indonesia tumbuh kuat di daerah yang memiliki akar budaya, inovasi digital, dan energi kolaborasi yang luar biasa,” ungkapnya.

Status baru ini bukan sekadar penghargaan, tetapi juga sebuah mandat. Sebagai bagian dari UCCN, Malang kini memiliki kesempatan emas dan kewajiban untuk berkolaborasi secara internasional dengan kota-kota seni media lainnya di dunia, seperti Changsha (Tiongkok) dan Gwangju (Korea Selatan), untuk bertukar gagasan dan memperkaya industri kreatif digital lokal.

Bagi Anda, warga Kota Malang, penetapan sebagai Kota Kreatif UNESCO ini adalah sebuah kebanggaan kolektif yang membawa dampak nyata. Ini bukan sekadar label, melainkan pengakuan dunia atas DNA kota Anda yang inovatif.

Bagi para pelaku industri kreatif, animator, game developer, dan seniman digital, ini adalah terbukanya “pintu tol” langsung ke panggung global, yang akan memudahkan Anda dalam menjalin kolaborasi, mendapatkan akses pendanaan, dan memamerkan karya Anda ke audiens internasional. Ini adalah momentum terbaik untuk “Gas Pol Wes!”