Malang, Zonamalang.com – Suasana Desa Ampeldento, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, mulai bergeliat jelang pelaksanaan Ampeldento Culture Carnival yang akan digelar pada Sabtu, 26 Juli 2025.
Sejumlah truk pengangkut sound system berukuran besar atau yang kerap disebut sound horeg mulai berdatangan sejak Kamis malam, dan panggung utama kini telah berdiri megah di area sekitar NK Café.
Pemerintah Desa Ampeldento secara resmi mengumumkan penutupan jalan di sepanjang rute karnaval mulai Jumat, 25 Juli 2025, untuk keperluan check sound.
Penutupan ini diumumkan melalui spanduk besar yang terpasang di berbagai titik strategis. Meski belum ada informasi resmi terkait jam dimulainya uji coba sound system, warga diimbau untuk menghindari jalur utama desa dan mencari alternatif jalan lain.

“Penutupan jalan ini dilakukan demi kelancaran pelaksanaan kegiatan dan keselamatan warga. Kami juga mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan,” tulis pihak Pemdes Ampeldento dalam pengumuman tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun, sebanyak 16 peserta sound system akan tampil meramaikan karnaval budaya tahun ini.

Di antaranya adalah nama-nama yang sudah tak asing di dunia hiburan jalanan seperti BRJ Production, DN Audio, Risvanda Audio, hingga ND Nanda.
Peserta berasal dari berbagai wilayah di lingkungan RW 01 hingga RW 10 dengan titik sebaran di RT 19 hingga RT 31.
Kegiatan ini merupakan bagian dari perayaan tahunan desa dalam rangka memperingati bulan bersih desa (nyadran) dan memupuk kebersamaan antarwarga.
Selain parade sound system, acara juga akan diisi dengan pertunjukan seni lokal, pencak silat, dan penampilan atraksi budaya lainnya.
Pemerintah desa menyatakan bahwa semua persiapan telah memasuki tahap akhir. Koordinasi dengan aparat keamanan dan tokoh masyarakat juga telah dilakukan untuk memastikan jalannya acara berlangsung kondusif.
Namun demikian, tak sedikit warga yang menyuarakan kekhawatiran, terutama dari kalangan yang memiliki balita, lansia, dan anggota keluarga yang sedang sakit.

Pasalnya, penggunaan sound system berkekuatan tinggi kerap menjadi polemik karena dianggap menimbulkan kebisingan ekstrem yang mengganggu kenyamanan.
Menanggapi hal itu, panitia menegaskan bahwa pelaksanaan kegiatan akan dikawal ketat dan setiap peserta wajib mematuhi batasan volume yang telah disepakati.
Titik-titik strategis seperti SD Negeri 1 dan 2 Ampeldento, Balai Desa, dan kawasan Kasin Putuk telah diatur sedemikian rupa agar arus kendaraan tidak mengganggu jalannya parade.
Warga sekitar diminta untuk tetap waspada dan mengikuti arahan petugas, terutama selama proses check sound dan pelaksanaan karnaval.
Pemdes Ampeldento juga mengingatkan agar warga tidak memaksakan diri melintas atau berkerumun di jalur yang telah ditutup.