Zonamalang.com – Aktivitas alat berat akhirnya dimulai di Jembatan Sonokembang, Pandanwangi, pada Senin (3/11). Pemerintah Kota (Pemkot) Malang secara resmi memulai pembangunan jembatan bailey sementara sebagai solusi darurat untuk memulihkan akses warga yang terputus total pasca ambruknya jembatan utama beberapa waktu lalu akibat terjangan banjir.
Langkah cepat ini diambil atas instruksi langsung Wali Kota Malang untuk memprioritaskan pemulihan mobilitas warga. Proyek vital ini ditargetkan selesai dalam waktu super singkat, yakni 20 hari kerja.
Ambruknya Jembatan Sonokembang telah membelah denyut nadi kehidupan warga di Kelurahan Pandanwangi dan sekitarnya. Akses ekonomi terhambat, dan anak-anak sekolah terpaksa menempuh rute memutar yang lebih jauh atau melintasi jembatan bambu swadaya yang berisiko.
Menyadari urgensi ini, Pemkot memutuskan menggunakan Jembatan Bailey, sebuah solusi rekayasa yang dikenal dalam dunia militer dan penanggulangan bencana karena kemampuannya yang bisa dirakit dengan cepat namun tetap memiliki konstruksi baja yang kuat untuk menopang beban kendaraan.
Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto, yang meninjau langsung lokasi, menjelaskan bahwa proses pembangunan telah dimulai. “Kami mulai pekerjaan hari ini, diawali dengan pembuatan fondasi atau plendes,” ujarnya.
Ia juga meluruskan simpang siur informasi mengenai anggaran. Dandung menegaskan bahwa proyek ini menelan biaya Rp350 juta yang diambil dari anggaran insidental dinas, bukan dari pos Belanja Tidak Terduga (BTT) senilai Rp2,5 miliar seperti yang diisukan.
“Awalnya kami rencanakan menggunakan BTT, namun karena tidak ada wilayah yang terisolasi total berkat adanya jembatan bambu swadaya warga, maka klausul kedaruratannya tidak terpenuhi. Untuk itu kami gunakan anggaran insidental dinas,” tegas Dandung.
Proyek ini pun mendapat dukungan penuh dari warga setempat. Sebelum pengerjaan dimulai, DPUPRPKP telah melakukan sosialisasi intensif dengan tokoh masyarakat, RT/RW, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas. Sebagai bentuk dukungan spiritual dan tradisi, warga bahkan telah menggelar “bancakan” atau doa bersama di lokasi agar proses pembangunan diberi kelancaran dan keselamatan.
Selama proyek 20 hari ini berlangsung, jembatan bambu swadaya warga akan tetap difungsikan untuk akses pejalan kaki.
Ketua RW 05, Miskun, menyambut gembira dimulainya pembangunan ini. “Kami sangat senang. Ini yang ditunggu masyarakat, karena ini akses utama warga RW 5 dan sekitarnya akan segera kembali normal,” ungkapnya. Ia juga menyatakan bahwa warga berkomitmen untuk turut serta menjaga keamanan material proyek agar tidak terjadi kehilangan dan proses pembangunan berjalan lancar tanpa gangguan.
Meski demikian, Dandung menegaskan bahwa Jembatan Bailey ini hanyalah solusi jangka pendek. Solusi permanen yang sesungguhnya telah disiapkan. DPUPRPKP telah mengusulkan anggaran sebesar Rp5,3 miliar pada tahun anggaran 2026 untuk membangun jembatan baru yang lebih representatif.
“Jembatan permanen akan kita bangun baru, bukan diperbaiki. Lebarnya akan ditingkatkan dari 5,5 meter menjadi 7,5 meter dengan tambahan trotoar untuk pejalan kaki di kedua sisi,” terangnya.
Bagi Anda warga Sonokembang dan Pandanwangi, langkah cepat Pemkot Malang melalui Wali Kota Malang Wahyu Hidayat ini tentu menjadi sebuah kabar penting yang sangat melegakan. Penggunaan Jembatan Bailey yang ditargetkan selesai dalam 20 hari menunjukkan adanya respons cepat dan solusi teknis yang tepat guna dalam situasi darurat. Ini bukan sekadar janji, melainkan langkah konkret yang akan memulihkan kembali denyut nadi ekonomi dan aktivitas sosial Anda dalam waktu singkat, sambil memberikan jaminan bahwa solusi permanen yang lebih baik dan lebih aman sedang dalam perjalanan.