MALANG – Di tangan tim Mahasiswa Membangun Desa-Doktor Mengabdi (MMD-DM) dari Universitas Brawijaya (UB), limbah tulang ikan lele yang selama ini terbuang sia-sia di Desa Tanggung, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, berhasil disulap menjadi rangkaian produk bernilai gizi dan ekonomi tinggi. Melalui sebuah program pelatihan inovatif, limbah tersebut kini dapat diolah menjadi bone broth, nanokalsium, hingga pakan sapi perah.
Kegiatan yang dibimbing oleh dosen Dr. Yunita Eka Puspitasari ini digelar selama sepuluh hari pada akhir Juli lalu. Sasarannya adalah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Karya Perempuan Mandiri dan warga sekitar, dengan tujuan menerapkan konsep zero waste pada industri pengolahan ikan lele yang menjadi salah satu andalan desa tersebut.
Dalam pelatihan yang digelar, para mahasiswa mendemonstrasikan secara langsung proses pembuatan ketiga produk tersebut. Mereka juga memperkenalkan Teknologi Tepat Guna seperti penggunaan slow cooker untuk menghasilkan bone broth berkualitas dan oven untuk proses pengeringan.
Secara spesifik, tulang bagian badan lele dimanfaatkan untuk bone broth, sementara tulang bagian kepala diolah menjadi nanokalsium yang kaya manfaat dan bahan dasar pakan sapi perah.
Inovasi ini disambut dengan antusiasme tinggi oleh warga. Sri, salah satu anggota KSM, mengaku mendapatkan wawasan yang sama sekali baru.

“Sebetulnya kami baru tahu kalau tulang ikan lele dapat dimanfaatkan. Sebelumnya kami hanya mengenal bone broth dari ayam atau sapi. Dengan adanya pelatihan ini, kami jadi tahu cara mengolah limbah tulang lele,” ujarnya.
Untuk memastikan produk olahan dapat diterima oleh pasar, kegiatan ditutup dengan sesi uji organoleptik. Peserta diajak untuk menilai rasa, aroma, tekstur, dan warna dari produk bone broth dan nanokalsium.
“Tujuan uji organoleptik adalah untuk mengetahui tingkat kesukaan dan penerimaan pasar terhadap produk baru ini,” jelas Dr. Yunita.
Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi limbah, tetapi juga sebagai kontribusi nyata dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Desa.
Dengan fokus pada poin ke-12 mengenai Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab, inisiatif ini menjadi langkah awal yang konkret untuk mewujudkan produksi bersih dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat di Desa Tanggung.