MALANG – Sebuah transformasi radikal datang dari kancah post-punk Kota Malang. Band yang selama ini dikenal sebagai Closure telah resmi terlahir kembali dengan identitas baru: Masurai. Kelahiran kembali ini ditandai dengan perilisan maxi single perdana bertajuk “Manusia / Pakar Praktisi”, sebuah karya yang tak hanya mengganti nama, tetapi juga mengubah total pendekatan lirik mereka dari Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia.

Langkah ini, menurut sang vokalis Dheka Satria, terinspirasi dari kejujuran musisi post-punk di kancah Rusia dan Slavia seperti Molchat Doma dan Motorama.

“Menyadari bahwa inspirasi kami dari kawasan Rusia yang menyajikan lirik dengan bahasa asli mereka namun tetap bisa dikenal di luar, saya pun berpikir, mengapa tidak kami mengambil pendekatan yang sama. Ini juga sebagai upaya kami untuk lebih dekat ke semua pendengar Indonesia,” jelas Dheka.

Maxi single ini menyajikan sebuah wacana mendalam tentang dua sisi kehidupan manusia modern di Indonesia yang kontras: nilai-nilai tradisional yang sakral dan tanggung jawab antar generasi, berhadapan dengan realitas kontemporer yang dibentuk oleh citra instan dan absurditas dunia maya.

Lagu pertama, “Manusia”, adalah sebuah refleksi puitis tentang siklus hidup yang tak terputus. Dengan inspirasi spiritual dari Al-Qur’an surat Al-Isra’ dan Luqman, lagu ini menyoroti kewajiban untuk merawat mereka yang telah membesarkan kita. “Dalam lagu “Manusia” saya anggap kita semua hidup dalam siklus abadi yang sama—diperanakkan, lalu memperanakkan.

Tanggalkan Nama Lama dan Lirik Inggris, Band Post-Punk Malang, Masurai, Lahir Kembali dengan "Manusia / Pakar Praktisi"
Foto: Masurai for Zonamalang.com

Namun dari semua itu, yang utama adalah siapa yang tak pernah kita tinggalkan meski waktu berganti: mereka yang lebih dulu menjaga kita,” tutur Dheka.

Sementara itu, lagu kedua, “Pakar Praktisi”, menghadirkan kritik sosial yang tajam terhadap era digital. Lagu ini menggambarkan figur “pakar” instan yang lahir dari popularitas di dunia maya, di mana persepsi dianggap lebih nyata dari realitas.

“Kita hidup di zaman di mana siapa pun bisa jadi pakar, jadi praktisi—asal mendapat banyak sorotan. Kebenaran jadi relatif, karena yang tampil paling sering, biasanya yang paling dipercaya,” tambah Dheka.

Lahirnya kembali band ini disambut hangat oleh sesama musisi. Gitaris Sundancer, Om Robo, melalui media sosialnya memberikan testimoni yang menangkap esensi musik Masurai.

Ia menyebut sentuhan post-punk baltic ala Motorama dalam lagu-lagu baru ini sangat cocok dengan atmosfer dingin Kota Malang. “W denger dua lagu ni ala2 motorama. Postpunk baltic emg cuco si sama hawa dinginnya malang. Gas #postpunkbantupostpunk,” cuitnya.

Gaya musik yang dimaksud adalah soundscape yang dibangun dari melodi gitar minimalis yang hipnotik, berpadu dengan reverb yang melimpah dan vokal yang dingin, menciptakan suasana muram namun introspektif.

Dikerjakan secara mandiri di Haum Studio sejak 2023, maxi single ini adalah buah dari proses kontemplasi panjang, di mana Masurai sengaja mengurangi jadwal panggung untuk fokus pada penulisan materi baru. Karya ini menjadi jembatan menuju album penuh mereka yang akan datang.

Saat ini, “Manusia / Pakar Praktisi” sudah bisa didengarkan secara eksklusif di laman Bandcamp Haum Entertainment, dengan perilisan di platform streaming digital lainnya yang akan segera dijadwalkan.