Pengalaman traumatis yang dialami oleh anak Aghnia Punjabimembuat para orang tua merasa cemas dan khawatir untuk menitipkan buah hati kepada pengasuh.
Aghnia Punjabi, dengan rasa amarah dan kecewa yang tak terbendung, mengungkapkan kejadian tragis yang menimpa putrinya melalui wawancara dengan media.
Ia mengakui telah mempekerjakan pelaku, yang merupakan pengasuh, selama satu tahun tanpa pernah menduga akan adanya perilaku tidak pantas dari pihak tersebut.
“Orang ini sudah bekerja satu tahun dengan saya. Dan dia sopan banget,” ungkap Aghnia. Bahkan, tidak pernah terlintas di benaknya bahwa pelaku bisa melakukan hal yang mengerikan terhadap anaknya.
Namun, kejanggalan mulai terlihat ketika putrinya mengalami memar bekas cubitan di tubuhnya. Meskipun saat ditanya, pelaku berdalih bahwa memar tersebut disebabkan oleh gigitan adiknya, Aghnia mempercayainya karena kejadian tersebut sering terjadi.
Namun, tragedi semakin terungkap ketika Aghnia meninggalkan kota selama dua hari, dan pada saat itulah pengasuh tersebut menganiaya putrinya hingga lebam.
“Anak saya disiksa selama satu jam lebih tanpa ada yang menolong, kamar dikunci rapat!” lanjut Aghnia dengan rasa sesal yang mendalam.
Tidak hanya menggunakan tangan kosong, pelaku juga menggunakan buku tebal untuk memukul anak Aghnia sebanyak 7-8 kali.
Bahkan, ia tidak segan untuk meneteskan minyak herbal panas ke wajah anak Aghnia, yang membuatnya menderita di bagian mata, sebelum melanjutkan kekejamannya dengan menindih dan membanting tubuh sang anak.
Aghnia Punjabi tidak tinggal diam atas kekejaman yang dialami oleh putrinya. Ia memutuskan untuk mengungkapkan masalah ini melalui media sosial dengan harapan agar pelaku dihukum dan masyarakat dapat berhati-hati dalam memilih pengasuh.
Dalam unggahan terpisah, Aghnia membagikan curriculum vitae (CV) sang suster yang menjadi pelaku. Meskipun tidak menyebutkan nama lengkapnya secara terperinci, namanya terlihat sebagai Inda.
Kisah tragis ini menjadi peringatan bagi semua orang tua untuk lebih berhati-hati dalam memilih pengasuh bagi anak-anak mereka.
Kejadian ini juga menyoroti pentingnya pengawasan dan komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, serta perlunya tindakan tegas terhadap pelaku kekerasan terhadap anak.
Semoga keadilan bisa ditegakkan bagi korban dan pelaku mendapatkan pembelajaran atas perbuatannya yang tidak manusiawi.***