Menanggapi tindakan teror yang dilakukan oleh OPM, yang meliputi berbagai kejahatan seperti pembunuhan dan pemerkosaan, Agus menyatakan bahwa tidak dapat lagi menoleransi perilaku tersebut.

Dia menegaskan bahwa tindakan tegas diperlukan untuk menanggapi ancaman yang dilakukan oleh OPM, yang merupakan kelompok bersenjata.

Operasi yang dilakukan oleh TNI di Papua disesuaikan dengan tingkat kerawanan di daerah tersebut. Penyelesaian masalah di Papua memerlukan pendekatan khusus, dan menurut Agus, penggunaan kekuatan militer diperlukan untuk menanggapi ancaman yang dihadapi.

Dia menjelaskan bahwa operasi militer di Papua melibatkan berbagai aspek, termasuk operasi teritorial, intelijen, dan pertempuran, yang disesuaikan dengan situasi di lapangan.

Pendekatan yang diterapkan di Papua berbeda dengan pendekatan yang digunakan di wilayah lain, karena setiap daerah memiliki karakteristik dan tantangan uniknya sendiri.

Dengan demikian, TNI memiliki strategi sendiri dalam penanganan masalah di Papua, dan menurut Agus, penggunaan kekuatan militer merupakan bagian yang tidak terhindarkan dalam menanggapi ancaman yang dihadapi dari kelompok bersenjata seperti OPM.

Dalam konteks ini, perubahan nomenklatur dari KKB menjadi OPM mencerminkan pengakuan terhadap identitas dan tujuan yang dideklarasikan oleh kelompok bersenjata tersebut.

Tindakan ini juga menegaskan sikap pemerintah dan TNI dalam menanggapi ancaman terhadap keamanan dan kedaulatan negara di wilayah Papua.***