MALANG – Sebuah mural yang terinspirasi dari anime populer “One Piece” di Jalan Lahor, Kelurahan Bunulrejo, Kota Malang, yang baru-baru ini viral di media sosial, akhirnya dihapus oleh warga setempat. Tindakan ini diambil secara sukarela sebagai langkah proaktif untuk meredam potensi kegaduhan dan menjaga ketenangan lingkungan.
Ketua RT 4 RW 4, Arianto Sigit, dalam keterangannya pada hari ini, Rabu (6/8), membenarkan bahwa mural tersebut telah diputuskan untuk dihilangkan. Ia menjelaskan, karya tersebut murni inisiatif spontan para pemuda saat kerja bakti menghias kampung sekitar seminggu yang lalu untuk menyambut HUT ke-80 RI.
“Itu murni inisiatif anak-anak muda di sini sebagai bentuk ekspresi. Awalnya saya kira hanya tulisan biasa, ternyata berkembang menjadi gambar yang terinspirasi dari One Piece,” jelas Arianto.
Mural tersebut menampilkan gambar tengkorak bertopi jerami yang ikonik, namun dalam kondisi belum tuntas, dengan tulisan “Lapendos” di bawahnya. Arianto menegaskan bahwa tidak ada niat provokasi di balik karya tersebut. Tulisan “Lapendos” sendiri, menurutnya, adalah akronim candaan khas warga lokal yang berarti “Lahor Penuh Dosa” dan tidak memiliki konotasi negatif yang serius.
“Kami pastikan tidak ada unsur provokasi. One Piece adalah cerita fiksi yang sudah sangat lama dikenal. Istilah Lapendos itu pun hanya kata khas kami di sini,” bebernya.
Situasi berubah ketika mural tersebut menjadi viral. Menyadari potensi perdebatan yang bisa meluas dan menimbulkan kesalahpahaman, Arianto sebagai penanggung jawab wilayah segera mengambil sikap.
“Saya baru tahu kemarin kalau mural itu viral. Sebagai bentuk tanggung jawab dan untuk mencegah masalah ini berlarut-larut, kami warga di sini memutuskan untuk menghapusnya,” ungkap Arianto.
Proses penghapusan akan dilakukan dengan cara menimpa seluruh gambar dengan cat putih. Ke depannya, area tersebut akan dimanfaatkan untuk karya lain yang lebih netral. Atas nama warganya, Arianto juga menyampaikan permohonan maaf secara terbuka jika mural tersebut telah menimbulkan keresahan. “Kami mohon maaf sebesar-besarnya jika ada pihak yang tersinggung. Ini murni ekspresi kreativitas yang tidak kami sangka akan menjadi sebesar ini,” ujarnya.